Aktif di media sosial bukan perkara yang diwajibkan oleh agama pada umatnya. Namun agama mewajibkan umatnya berbagi kebaikan serta pencerahan. Ini yang perlu menjadi catatan tebal bagi seluruh umat!
Bahwa saat ini tengah berlangsung perang media, baik dalam skala lokal hingga berskala internasional. Suatu metode perang yang senjatanya tidak membunuh manusia, namun secepat kilat bisa membunuh akal sehat dan merusak kesucian nurani.
Sebagaimana Donald Trump/Presiden USA, secara berani menggelontorkan dana hingga jutaan US Dollar demi dan untuk membangun kekuatan media dijejaring sosial. Semua itu tak lepas dari realitas tentang dahsyatnya pengaruh media pada era kini.
Donald Trump dalam misinya diberbagai media sosial tidak luput dari pesan: USA adalah negara adi daya tak terbantahkan! Seakan Presiden USA memproklamirkan pada masyarakat dunia: Jangan macam-macam pada saya!
Akan disadari, diketahui atau tidak! Ratusan juta anak manusia dibelahan daratan manapun, disetiap detik selama 24 jam secara bergilir aktif mengkonsumsi arus konten serta informasi media yang bergulir begitu cepat laksana gelombang tsunami. Sehingga para King Maker sangat perlu bermain didalamnya.
Bila menilik sejarah Sultan Agung Panembahan Hanyakra Kusuma, sosok Raja Mataram yang dinyatakan oleh Jan Pieterszoon Con sebagai musuh terberat di tanah Jawa dalam sepanjang medan penjajahannya. Dipenghujung usianya Sang Sultan berpesan: Jakti Angger Satriya Mangolah Sastra.
Pesan sakral Sang Sultan yang diabadikan dalam naskah Sastra Gending tersebut secara telak menyatakan bahwa sesungguhnya tidak disebut seorang Kesatria sejati bila tidak menguasai Sastra.
Sastra pada zaman dahulu bukan hanya berisi tembang-tembang yang syarat dengan keilmuan, namun juga berisi pemberitaan-pemberitaan/warta yang berbasiskan data dan fakta sebagai sarana bermedia sosial pada zaman itu.
Artinya jelas bahwa sejak berabad silam, para Raja-raja di Nusantara aktif bermedia sosial dalam format dan label yang berbeda seperti sekarang ini. Sayangnya hal ini tidak diketahui dan bahkan dianggap sebagai sesuatu yang basi!
Kelak generasi akan mencatat bahwa masyarakat kita saat ini lengah memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mencerdaskan, mencerahkan dan dinilai gagal menumpas berbagai arus konten yang cenderung membodohi.
Kemudian berbalik arah menjadi catatan sejarah sebagai masyarakat terhormat bila kita saat ini perlu dan segera bergerak di media sosial demi dan untuk menciptakan algoritma peradaban yang luhur.
Bergerak sekarang atau karam selamanya!
Ditulis oleh: Owner Link Garuda Indonesia.